Arti Sebuah Ilmu dan Keahlian….

Lapangan panas bumi ada di berbagai lokasi di Indonesia. Sebagian besar ada di pulau Jawa khususnya Jawa barat. Pengelolaan panas bumi adalah suatu bisnis yang padat modal, dan pada masa awal pembangunan adalah “padat karya juga” karena lokasi potensi panas bumi di Indonesia terletak di perbukitan yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk dicapai, dibutuhkan banyak campur tangan manusia di dalamnya. Karena topografi atau sederhananya adanya lereng dan tanjakan terjal yang membentang, maka sangat sulit untuk membuat lokasi panas bumi layak untuk ditempati. Dengan demikian secara bersama-sama tenaga manusia dibutuhkan untuk mengolah lereng dan bukit-bukit tersebut agar menjadi lokasi panas bumi yang nyaman ditempati.

Di Indonesia secara umum lapangan panas bumi seperti ini. Tidak terkecuali di Ulu Belu Lampung, Kabupaten Tanggamus atau Lumut Balai di Kabupaten Muara Enim. Untuk menuju lapangan ini banyak sekali tanjakan dan lereng yang harus dilewati. Dan parahnya lagi jalan menuju ke lokasi belum diperbaiki, karena memang belum waktunya untuk itu. Selama lebih kurang dari 6 jam, melewati desa dan perkampungan, akhirnya sampai juga ke kota kabupaten.

Namun dalam tulisan kali ini saya tidak untuk membahas tentang panas bumi, melainkan tentang Laptop saya yang mati setelah kunjungan ke lapangan panas bumi di Ulubelu Lampung.

Setelah mendarat di Bandara, saya melanjutkan perjalanan ke Purwakarta, tempat istri saya tinggal. Dari bandara ke purwakarta naik bis Damri Ongkosnya Rp. 45.000,-. Lama juga nunggu bis. Datang sekitar jam 11. wib, dan berangkat skitar jam 12.30 wib. Untung tidak sampai lumutan. 😛

Sesampainya di Purwakarta saya melakukan “ritual” layaknya penganten baru… hehehe,,, mau tau ritualnya kayak gimana…..??? hehehe…. syaratnya cuma satu, menikahlah Dulu, sebelum anda menyesal… karena ternyata menikah itu nikmat……. wkwkwkw

Setelah ritual, dan tetekbengek lainnya selesai, saya hidupkan Laptop. Dan tanpa ada hujan dan angin, ternyata tidak hidup-hidup. Berulangkali saya menghidupkannya, tetapi tetap saja tidak berhasil. Tensi saya naik…. Untung masih ada Istri  tercinta menyadarkan…. kalau tidak mungkin posting kali ini sudah menggunakan laptop Baru (Meski nyicil…. haha, kalau mau beli baru dengan cash gak kuat…. 😛 )

Walhasil sampai malam menjemput laptop gak bisa hidup. Dan akhirnya saya bawa ke Jakarta juga, karena senin harus masuk kantor. Di kantor ternyata tetap saja tidak mau hidup… membuat tensi naik Ronde Kedua.

Dengan serta merta pukul 14.00 wib, aku putuskan izin dengan atasan untuk membawa Laptop ke bengkel….. (Bengkel laptop maksudnya, bukan bengkel motor, apalagi bengkel sepeda.. hehe). Dengan berat hati saya stop taksi yang biasa wara wiri di jakarta, warnanya Biru kayak langit. Sasaran utama, ke Mall ITC Kuningan, yang bersebelahan dengan Ambassador. Ongkos taksinya Rp. 20.000

Dengan gaya apa adanya saya masuk ke Mall ITC dan langsung menanyakan tentang “penyakit” laptop saya. Setelah dilakukan operasi kecil… maka laptop divonis Terkena Serangan Mendadak. Dan harus diopname. Walahhhh….. kabar dari “dokter” bahwa laptop saya kena penyakit di bagian hulu “Moterboard” untuk itu harus dilakukan “operasi besar” dengan biaya Rp. 400.000,-. Aku tersentak…. Segitu parahnya “pak dokter..??” tanyaku agak tersendak. Ya segitu, kalau tidak percaya silakan ke service centernya yang ada di bawah. Dengan berat hati aku menuju ke lantai dasar, dan ternyata benar…. Saya harus melakukan pemindahan organ “motherboard” dengan biaya jauhhhh lebih mahal. Rp. 1.680.000,-

Terngianglah perjalanan ke Ulubelu kemarin, mungkin karena goncangan selama di mobil, membuat laptopku kena serangan mendadak, aku membatin.

Dengan Rp. 1.680.000,- aku merasa terlalu berat, dan sangat terpaksa aku kembali ke toko service yang tadi, dan Rp. 400.000,- harus aku alokasikan untuk membedah laptopku ini.

Terhitung hanya beberapa langkah kecil saja, mulai dari melepas baut, dan memasang kembali, serta meniup-niup dengan semburan udara panas, kini laptopku sudah kembali seperti sedia kala. Dan saya sempat menghitung waktunya tidak sampai 2 jam saja.

Dan akhirnya jam 18.00 wib, dengan berat hati saya bayarkan Rp. 400.000.- kepada “dokter” laptop. Jadi hitungannya, saya membayar jasa sang “dokter” Rp. 200.000/jam. Sangat mahal menurut ukuran saya…

Namun dalam hati, Mahal sekali sebuah ilmu dan keahlian….. Weleh..weleh….weleh….

Mulai sekarang, carilah ilmu dan keahlian…. karena dengan itu hidup menjadi indah dan mudah dalam segala hal.

Itu belum lagi yang dijanjikan Allah SWT dalam al qur’an, akan dinaikkan beberapa derajat. masih malas cari ilmu dan keahlian……>>>????

Tungggu…Tungggu…Waspadalah…….Waspadalah…… hahahahaha

Tinggalkan komentar